
Carrie Schweitzer/Kent State University
Salah satu jenis keiting purba di zaman Jurassic, Prosopon, yang ditemukan di Austria. Bagian menjulang kepalanya dan matanya mungkin di bagian bawah yang berbentuk seperti paruh burung.

Kepiting pada umumnya dijaman sekarang
Entah bagaimana cara kepiting purba berjalan karena dari bukti-bukti fosil yang ada, hewan yang satu bangsa dengan udang itu tak memiliki kaki. Mungkin saja kepiting-kepiting tersebut menjadi santapan lezat hewan purba lainnya yang hidup di zaman Jurassic.
Tak ditemukan tanda-tanda tumbuhnya kaki di karapas atau atau cangkang kerasnya. Sedangkan kepiting modern yang hidup saat ini memiliki delapan kaki. Namun, dengan bentuk tubuh yang pipih dan panjang hanya 6 milimeter, kepiting primitif tentu dapat bergerak pelan di antara celah-celah gua di dasar laut.
"Mereka mungkin keluar masuk di rekahan dan celah-celah langit-langit gua," ujar Carrie Schweitzer, seorang geolog di Kent State University, Ohio, AS. Celah-celah batuan mungkin juga menjadi lokasi perlindungan yang paling mana untuk menghindar dari predator.
Para peneliti menemukan fosilnya di dalam rongga batuan spons setinggi 30 meter yang dulunya digenangi laut. Spesies yang diberi nama Cycloproson dobrogea itu termasuk salah satu di antara jenis kepiting tertua yang telah hidup sejak 150 juta tahun lalu. Kepiting-kepiting ini hidup di dasar laut yang dalam namun bukan berarti ichthyosaurus yang dianggap sebagai nenek moyang ikan atau reptil-reptil purba tidak dapat menangkapnya.
"Ichthyosaurus atau plesiosaurus mungkin makan kepiting saat itu," menurut Schweitzer.
LiveScience.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar